Wednesday, March 16, 2011

Cokelat 101, From Beans to Bars, episode 1: Where it begins

Artikel ini adalah pembuka dari cerita panjang cokelat. Meskipun cokelat lebih kita kenal sebagai bentuk batangannya seperti kebanyakan di pasaran tetapi cokelat bermula dari biji yang mungkin kebanyakan orang belum pernah melihat wujudnya, yang disebut sebagai biji kakao.
Artikel ini sekaligus juga menjadi flash back ku kerja praktek di PTPN IX Balong Beji, Jepara, Jawa Tengah beberapa tahun yang lalu. Bila dilihat dari peta maka letaknya sekira pas di bagian kepala Jawa Tengah. Yup, Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kakao terbesar di dunia, kalau tidak salah malah nomor dua setelah Pantai Gading, kebanyakan penghasil biji kakao ini adalah PT Perkebunan Nusantara yang masih termasuk dalam keluarga besar BUMN.
Jadi mari dimulai, cerita panjang perjalanan cokelat dari asalnya, perkebunan kakao.

Cokelat 101: Prolog


Beberapa waktu yang lalu, despite latar belakang risetku yang di dunia persusuan, aku dapat kesempatan untuk mempelajari cokelat secara lebih dalam. Yah, memang cuma tiga hari sih, tapi lumayan juga bisa pulang membawa oleh - oleh praline dan teddy bear cokelat, hehehe.
Artikel ini sengaja aku tulis sebagai pengingat tiga hari bersekolah cokelat itu. Soalnya karena memang bukan bidangku di cokelat, jadi kemungkinan besar bisa hilang tak berbekas bila terlalu lama di simpan di dalam kepala. Karena riwayat hidup cokelat sendiri panjang, maka Cokelat 101 ini akan aku bagi menjadi beberapa bagian, bagi yang masih bertahan membacanya silakan diturut sesuai episodenya yak. Tulisan ini sendiri adalah pembuka dari beberapa episode berikutnya.
Sekali lagi mohon dijadikan catatan bahwa cokelat adalah bukan bidang utamaku, jadi bila ada salah - salah, mohon bisa dibenarkan :)
Dimulai dari kata cokelat sendiri, selama seri artikel ini akan selalu ada huruf e yang nyempil. Ini untuk membedakan cokelat yang makanan dari coklat yang warna. Tokh bahasa importnya cokelat disebut sebagai chocolate dan bukan brown.