tag:blogger.com,1999:blog-61327673588546607322024-03-13T01:56:12.704-07:00Dongeng PanganMamaNyuhttp://www.blogger.com/profile/11185722057025927854noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-31741788202344693562014-02-12T18:59:00.006-08:002014-02-12T18:59:56.977-08:00Eh…Teknologi Pangan Bukan Tata Boga<h1 class="entry-title" style="text-align: justify;">
</h1>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Jaman pembekalan KKN, kakak angkatanku memberikan masukan begini “kalau ada yang tanya dari fakultas apa jawab aja langung teknologi pangan, gak usah pake embel2 fakultas teknologi pertanian” …kenapa? “karena kalo ada teknologi pertaniannya, nanti masyarakat sana akan tanya-tanya begini “kok daun singkong saya banyak ulatnya ya?”, “daun tembakau saya kok kurang lebar ya”….eh “kok pohon mangga saya berbuah nangka?” (eaaaaa itu sih ajaib), belum lagi ada yang nanya “gimana cara numbuhin pohon uang”…halaaaaah</div>
<div class="entry-content" style="text-align: center;">
<a href="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/shocked.jpg" target="_parent"><img alt="shocked" class="alignnone wp-image-42" height="300" src="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/shocked.jpg?w=250&h=300" style="height: 159px; width: 139px;" width="250" /></a></div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Jawaban “teknologi pangan” kadang-kadang menjadi jebakan batman juga,kenapa?karena kalau ibu2 sudah minta tolong membuatkan bolu ultah, mungkin akan langsung zhooooong, loh emang kenapa?ok, membuat bolu sih masih nyangkut lah ya, tapi kalau sudah diminta merias bolu, mungkin akan keteteran disana. Belum lagi komen begini, “wah tekpang sih mesti pintar masak ya”….eh bisa benar bisa tidak, karena teknologi pangan bukan ilmu Tata Boga, bukan juga belajar jadi Cheff, meski mungkin mata kuliah tata boga ada di daftar mata kuliah (pilihan).</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Lah, teknologi pangan belajar apa dong?????</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Ok, awal-awal kuliah memang direcoki dengan mata kuliah dasar seperti kimia, fisika dan matematika…silakan ngantuk-ngantuk deh di mata kuliah itu.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Tapi itu menjadi dasar (namanya juga mata kuliah dasar) untuk perkuliahan berikutnya.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Selanjutnya bakal direcoki dengan kimia pangan, disini akan belajar tentang bahan pangan secara mendalam dan kandungan apa yang terdapat dalam bahan pangan.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Kalau belajar kimia pangan maka harus belajar analisa hasil pangan, disini belajar ttg metode2 analisa dari bahan pangan dan tentu saja finish product, misalnya: analisa karbohidrat, protein, lemak dan sodara-sodaranya.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Apa lagi?</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Oh banyak, Disana juga akan belajar Mikrobiologi pangan, nah disini lebih mendalam mempelajari apa sih mikrobia2 yang berpengaruh dalam makanan dan bagaimana memanfaatkan mereka….silakan bersahabat dengan Acetobacter xylinum, berkenalan dengan E.Coli, dan silakan bermain-main ketika belajar membuat yoghurt, tempe, kecap, dan makanan-makanan fermentasi lainnya.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: center;">
<a href="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/microbes-group-illustration.jpg" target="_parent"><img alt="microbes group illustration" class="wp-image-44 aligncenter" height="241" src="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/microbes-group-illustration.jpg?w=300&h=241" style="height: 94px; width: 114px;" width="300" /></a></div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Ada juga pelajaran Biokimia, eh….ini mata kuliah 5 SKS, belajar ttg enzim, DNA, dan semacamnya (bingung akeeeh je).</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Eh ada juga pelajaran tentang Satuan Operational, maka disini kuatkan hitungannya, bakal ketemu dengan hitung2an yang njelimet. Pada mata kuliah ini juga mempelajari alat-alat pengolahan makan, misalnya mesin pengering, pompa, UHT machine, dan alat-alat skala industry lainnya.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Semester-semester berikutnya, adalah perkuliahan yang menyenangkan, karena akan belajar ekonomi teknik, perancangan pabrik, pengembangan produk, dan evaluasi sensory.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Pada ekonomi teknik, akan belajar tentang produk dilihat dari segi ekonomi. Disini akan focus pada perhitungan bahan baku, Bahan kemas, biaya produksi, biaya pemasaran, distibusi dan perhitungan laba hingga perhitungan jika mendirikan industri kapan kah Break Event Pointnya akan tercapai. See??</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Setelah ekotek (ekonomi teknik)nya matang, dan anda berkesimpulan bahwa produk yang anda buat menguntungkan silakan belajar perancangan pabrik.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Perancangan Pabrik, disini belajar berimajinasi jika anda ingin mendirikan sebuah pabrik, pikirkan bahan apa yang akan anda produksi, bagaimana prosesnya, bagaimana finish goodnya, bagaimana penyimpanannya. Setelah itu semua silakan membuat design pabriknya. Dan bangunlah pabrik anda (eh klo kuliah sih gak sampai bangun pabrik ya…..)</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Sampai disini selesai?oh tidak…</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Belajar evaluasi sensori juga loh….apa tuh evaluasi sensori. Nah disini belajar tentang cara pengujian makanan dari segi organoleptik, apa saja metode-metodenya, kapan sebaiknya pengujian dilakukan dan siapa saja panelisnya (panelis: orang yang akan mencicip dan melakukan penilaian), tiap metode memiliki karakter panelis yang berbeda, tergantung tujuan apa yang akan di capai. Untuk pemilihan panelis sendiri juga gak gampang, ada ilmunya juga, karena itu ilmu ini dipadukan juga aspek-aspek psikologis. Untuk analisa hasil juga belajar statistik (huh……), beberapa industry bahkan membuat departemen sendiri untuk evaluasi sensory ini, dan ilmunya akan semakin kompleks lagi, karena disana akan mempelajari bagaimana design tempat uji sensory yang baik dan benar, bagaimana treatment terhadap panelis dan sample dan bagaimana menghadapi lingkungan pengujian yang tidak mendukung (misalnya: pengujian dilakukan di terminal, mall atau pangkalan taksi). Eh tapi paling enak jadi panelis sih, kerjaannya Cuma makan-makan-makaaaaaaaaan…minum-minum-minuuuuuuuuuuuuuum</div>
<div class="entry-content" style="text-align: center;">
<a href="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/eat.png" target="_parent"><img alt="Eat" class=" wp-image-43 aligncenter" height="300" src="http://imtiazhawan.files.wordpress.com/2014/02/eat.png?w=282&h=300" style="height: 146px; width: 169px;" width="282" /></a></div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Jurusan Teknologi Pangan itu udah banyak di berbagai universitas seperti UGM ,IPB, UPH, SGU, Unpad (itu yang banyak saya temui di perusahaan saya pernah bekerja), sepertinya universitas2 lainnya juga banyak yang membuka jurusan ini, walo menurut sejarah mbahnya teknologi pangan itu dari UGM, yang kemudian melahirkan Teknologi Pangan dan Gizi di IPB, dan universitas2 lain pun membuka jurusan yang sama.</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="entry-content" style="text-align: justify;">
Jadi, kalo ada yang komen “ooh teknologi pangan, pinter masak dong!!!”….eh koprol!!!!!</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02771453307960625900noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-52378230113067079562014-02-10T20:29:00.003-08:002014-02-11T18:06:39.586-08:00Black Tea: Benarkah Inferior?Hari itu, saya punya janji dengan bos baru dari jepang untuk melakukan tea tasting khusus untuk indonesian tea powder. Setelah mengumpulkan macam-macam teh ekstrak powder dari berbagai supplier, akhirnya kami putuskan hanya melakukan tea tasting untuk green tea dan black tea saja, itupun hanya untuk supplier dari indonesia saja, supplier dari negara lain terpaksa di parkir (mobil kali yeee). <br>
<br>
Kali ini, si bos membawa sampel tea dari jepang (sebagai target), dan kami harus mencari sampel tea dengan taste yang sama yang di produksi di indonesia. Dan tentu saja dari pagi hingga siang menjelang evaluasi, saya harus mensterilkan mulut ini dari makanan-makanan aneh yang dapat mempengaruhi penilaian.Di sela-sela penyiapan sampel, saya menanyakan tentang keunggulan masing-masing teh di setiap negara yang pernah dia kunjungi. Dia bercerita bahwa di jepang sebenarnya hanya ada dua tipe teh yaitu Green tea dan matcha tea, sedangkan di china tipenya teh dengan semi fermentasi (oksidasi enzimatis) yaitu oolong tea yang karakternya dekat dengan tipe teh dari indonesia yaitu black tea.Dia mulai bertanya apakah saya pernah mencoba teh dari jepang? Tentu saja. Bagaimana rasanya? Yang pasti agak fishy (sometimes like seawed), greeny,woody dan terkadang seperti bau tanah setelah hujan dan tentu saja tingkat sepetnya lebih rendah dari pada tipe teh dari indonesia. dan untuk tipe matcha ada rasa salty,sweet, umami, greeny dan creamy. <br>
<br>
<a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2014/02/black-tea-benarkah-inferior.html#more">Read more »</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02771453307960625900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-53405756084586981092014-02-09T23:44:00.001-08:002014-02-11T18:09:56.822-08:00Tea Story<b>Mumpung lagi pengen nulis, berikut tolong di baca baik-baik dongeng tea di bawah ini yang merupakan hasil perenungan eh hasil training tea akhir February 2013 (hihihihi lama banget yaaaa?!!!)</b><br>
<div class="entry-content">
<br>
<b>Tea Party</b><br>
<br>
<b><i>Perjalanan Panjang Teh Di Indonesia</i></b><br>
<br>
Di indonesia, teh memiliki sejarah panjang yang merupakan warisan dari jaman penjajahan belanda. Teh mulai masuk ke indonesia pada tahun 1686 dibawa oleh Andreas Cleyer, seorang pegawai VOC berkebangsaan jerman. Si Mr. Andres ini ternyata seorang pemerhati tumbuh-tumbuhan, seorang dokter dan juga pengajar. Si Mr. Andreas membawa biji teh asal jepang ke pulau jawa dan kemudian menanamnya sebagai tanaman hias di jekardaaaaah (maksud ane jakarta mpok). Teh sendiri baru mendapat perhatian pada tahun 1728 dengan mendatangkan biji teh secara besar-besaran dari cina. Namun usaha ini kurang berhasil. Pada thn 1824 Dr. Van Siebold (ahli bedah tentara hindia belanda) mengenalkan usaha pembudidayaan teh dengan bibit asal jepang. Teh masuk ke dalam koleksi tanaman kebun raya bogor pada tahun 1826. Sedangkan usaha perkebunan teh pertama sekali di indonesia di pelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson (xixixixi…sumppeee ngetiknya susah byangets) pada thn 1828 dan kemudian menjadi komoditas yang menguntungkan bagi pemerintahan belanda. Pada era gubernur Van Den Bosch teh harus ditanam rakyat melalui politik ‘Tanam Paksa’ (“culture stelsel”) yang dimulai tahun 1830.<br>
<br>
<br>
</div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2014/02/imtiazhawan.html#more">Read more »</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02771453307960625900noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-64766105207195404342011-12-19T17:40:00.000-08:002011-12-20T04:36:31.482-08:00Semua Karena Minyak<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini bukan ngomongin minyak bumi yang mengakibatkan ontran-ontran di Timur Tengah. Bukan juga tentang minyak sinyongnyong yang membuat Pak Joko meninggalkan istri tuanya. Dongeng ini tentang minyak yang ada di dapur emak-emak dan eyang-eyang kita, jauh hari sebelum menjelma menjadi minyak jelantah ikan asin yang akhirnya di-<i>reuse</i> untuk bikin sambal. >,<</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br>
</div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/12/semua-karena-minyak.html#more">Read more »</a>MamaNyuhttp://www.blogger.com/profile/11185722057025927854noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-22879592108584241472011-07-04T03:00:00.000-07:002011-07-04T18:01:10.148-07:00Bertamasya ke Negeri Permen<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://images1.fanpop.com/images/photos/2000000/Candy-Land-King-Kandy-candy-land-2005885-1024-768.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://images1.fanpop.com/images/photos/2000000/Candy-Land-King-Kandy-candy-land-2005885-1024-768.jpg" width="320"></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pic from http://www.fanpop.com/</td></tr>
</tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br>
<div class="MsoNormal"><<Saya masih pengen nulis tentang yang manis-manis nih! ^.^’ >></div><div class="MsoNormal"><br>
</div><div class="MsoNormal">Sepertinya tamasya ke pabrik permen itu impian banyak anak kecil ya? Sampai mbah Roald Dahl membuat kisah “<i>Charlie and the Chocolate Factory</i>” yang kemudian difilmkan oleh Hollywood itu. Memetik permen dari pohon, minum cokelat dari sungai, dihibur oleh para pekerja pabrik permen yang berwujud imut-imut dan berkostum warna-warni. Ahh..mungkin begitulah gambaran anak kecil mengenai surga.. </div><div class="MsoNormal"><br>
</div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/07/bertamasya-ke-negeri-permen.html#more">Read more »</a>MamaNyuhttp://www.blogger.com/profile/11185722057025927854noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-6652635518827340952011-05-05T21:37:00.000-07:002011-05-10T19:52:02.557-07:00Kemana larinya babi?<div style="text-align: left;">Beberapa waktu lalu aku sempet tidak sengaja nonton tayangan fear factor, tidak sengaja karena memang tidak meniatkan diri untuk nonton. Nah, seperti biasa di bagian stunt uji mentalnya dilakukan dengan cara memakan hidangan yang ‘out-of-the-box’. Peserta diminta mengambil undian yang isinya adalah hidangan yang harus dihabiskan. Kali ini hidangan tersebut benar – benar ‘out-of-box’: babi.</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Tidak sekedar daging babi, tapi adalah bagian kepala dan jeroan babi: hati, lidah, kuping dan moncong babi. Aku yang nonton saja sampai m</span>erinding. Pesertanya, yang memang bagi mereka daging babi boleh dimakan, ternyata juga beberapa menyerah tidak mampu menghabiskan porsi hidangan mereka.</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Beberapa hari kemudian, aku mendapat email dari seorang rekan. Isinya cuma 3 kata: "kemana larinya babi?" dengan satu attachment ini :</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://i598.photobucket.com/albums/tt70/dediwaelah/pigderivatives.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="271" src="http://i598.photobucket.com/albums/tt70/dediwaelah/pigderivatives.jpg" width="400" /></a></div><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div><div style="text-align: left;"><div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span lang="EN-US">Hahaha, jadi kaget juga, ternyata babi tidak cuma sebatas jadi sosis, ham dan makanan out-of-the-box seperti di fear factor tadi. Jadi buat rekan – rekan yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi babi dalam bentuk apa pun, semoga artikel ini berguna </span><span lang="EN-US" style="font-family: Wingdings;">J</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></div>Dedyhttp://www.blogger.com/profile/03123103017002164067noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-58665375015484999642011-03-16T21:43:00.000-07:002011-03-17T19:14:57.467-07:00Cokelat 101, From Beans to Bars, episode 1: Where it begins<div style="text-align: left;"><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Artikel ini adalah pembuka dari cerita panjang cokelat. Meskipun cokelat lebih kita kenal sebagai bentuk batangannya seperti kebanyakan di pasaran tetapi cokelat bermula dari biji yang mungkin kebanyakan orang belum pernah melihat wujudnya, yang disebut sebagai biji kakao.</span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Artikel ini sekaligus juga menjadi flash back ku kerja praktek di PTPN IX Balong Beji, Jepara, Jawa Tengah beberapa tahun yang lalu. Bila dilihat dari peta maka letaknya sekira pas di bagian kepala Jawa Tengah. Yup, Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kakao terbesar di dunia, kalau tidak salah malah nomor dua setelah Pantai Gading, kebanyakan penghasil biji kakao ini adalah PT Perkebunan Nusantara yang masih termasuk dalam keluarga besar BUMN. </span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial; font-size: small;">Jadi mari dimulai, cerita panjang perjalanan cokelat dari asalnya, perkebunan kakao. </span></div><div class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span></span></div></div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/03/cokelat-101-from-beans-to-bars-episode.html#more">Read more »</a>Dedyhttp://www.blogger.com/profile/03123103017002164067noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-8871243247976140322011-03-16T06:44:00.000-07:002011-03-16T21:41:59.909-07:00Cokelat 101: Prolog<div style="text-align: center;"><br></div><div><div class="MsoNormal">Beberapa waktu yang lalu, despite latar belakang risetku yang di dunia persusuan, aku dapat kesempatan untuk mempelajari cokelat secara lebih dalam. Yah, memang cuma tiga hari sih, tapi lumayan juga bisa pulang membawa oleh - oleh praline dan teddy bear cokelat, hehehe.</div><div class="MsoNormal">Artikel ini sengaja aku tulis sebagai pengingat tiga hari bersekolah cokelat itu. Soalnya karena memang bukan bidangku di cokelat, jadi kemungkinan besar bisa hilang tak berbekas bila terlalu lama di simpan di dalam kepala. Karena riwayat hidup cokelat sendiri panjang, maka Cokelat 101 ini akan aku bagi menjadi beberapa bagian, bagi yang masih bertahan membacanya silakan diturut sesuai episodenya yak. Tulisan ini sendiri adalah pembuka dari beberapa episode berikutnya.</div><div class="MsoNormal">Sekali lagi mohon dijadikan catatan bahwa cokelat adalah bukan bidang utamaku, jadi bila ada salah - salah, mohon bisa dibenarkan :)</div><div class="MsoNormal">Dimulai dari kata cokelat sendiri, selama seri artikel ini akan selalu ada huruf e yang nyempil. Ini untuk membedakan cokelat yang makanan dari coklat yang warna. Tokh bahasa importnya cokelat disebut sebagai chocolate dan bukan brown.</div></div><div style="text-align: center;"></div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/03/cokelat-101-prolog.html#more">Read more »</a>Dedyhttp://www.blogger.com/profile/03123103017002164067noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-40914498719728435062011-02-23T22:13:00.000-08:002011-03-15T22:11:23.550-07:00Manis (Tanpa Manja) Group<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br>
<div class="MsoNormal">Ini postingan jaman tahun tikus dari blog lama. Saya re-post untuk Dongeng Pangan ini ya..</div><div class="MsoNormal">***</div><div class="MsoNormal"><br>
Pada suatu hari di negeri antah-berantah, beredarlah pesan melalui email dan milis yang berisi peringatan untuk tidak mengkonsumsi sejumlah minuman yang tercantum dalam daftar. Alasannya karena minuman tersebut mengandung SIKLOMAT, suatu bahan kimia yang dipercaya dapat menyebabkan penyakit lupus. Maksud dari pesan itu sepertinya baik: agar konsumen di Indonesia lebih cermat dan waspada dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Namun penyampaian pesan2 semacam itu acap kali mengandung informasi yang kurang tepat dan malah bisa menyesatkan di kemudian hari.</div><div class="MsoNormal"><br>
</div><div class="MsoNormal">Pertama, bahan yang dimaksud adalah siklamat (atau <i>cyclamate</i> dalam bahasa Inggris). Bukan siklomat ya.. Kalau siklomat itu temannya siklamit. Mereka berdua membantu kerja Dukun. Contoh kalimat: “Dukun, Klomat, Klamit membaca mantera.” :p</div><div class="MsoNormal"><br>
</div><div class="MsoNormal">Siklamat ini bukan barang baru kok. Siklamat dan temannya yang sudah lebih ngartis, sakarin, adalah contoh pemanis buatan yang memiliki intensitas kemanisan lebih tinggi dibandingkan dengan gula sukrosa.</div><div class="MsoNormal"><br>
</div><a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/02/manis-tanpa-manja-group.html#more">Read more »</a>MamaNyuhttp://www.blogger.com/profile/11185722057025927854noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6132767358854660732.post-61984789043374317242011-02-23T06:31:00.000-08:002014-02-11T18:13:32.037-08:00Dongeng tentang Cronobacter sakazakii sppSedikit intro: saya berkenalan dengan <i>Cronobacter spp</i> pertama kali pada musim panas 2008 di Jerman. Kebetulan, waktu itu saya yang ketiban sampur untuk melaksanakan proyek <i>Cronobacter</i> ini. Gara-garanya teman saya masih harus ambil modul di Jerman untuk 3 minggu, padahal proyeknya harus segera dimulai karena... ah sudahlah, panjang. To make the story short, berkenalanlah saya dengan <i>Cronobacter</i> itu via papers yang dikirimkan (calon, waktu itu) co-supervisor thesis saya.<br>
<br>
Topik thesis saya adalah bagian dari penelitian doktoral seorang calon doktor (ya iyalah!) yang kemudian belakangan saya ketahui punya supervisor yang namanya Carol Iversen, yang sedang penelitian dan masuk dalam tim <i>Cronobacter</i>-nya Fanning di UCD, Dublin. Jadi bisa dibilang, saya pernah ada di piramida terbawahnya Iversen. Bagi yang familiar dengan paper-paper terkait <i>Cronobacter</i>, pasti sudah kenyang dengan nama ini. <br>
<br>
<a href="http://dongengpangan.blogspot.com/2011/02/dongeng-tentang-cronobacter-sakazakii.html#more">Read more »</a>sunetthttp://www.blogger.com/profile/04305601144233065007noreply@blogger.com0