Sunday, February 9, 2014

Tea Story

Mumpung lagi pengen nulis, berikut tolong di baca baik-baik dongeng tea di bawah ini yang merupakan hasil perenungan eh hasil training tea akhir February 2013 (hihihihi lama banget yaaaa?!!!)

Tea Party

Perjalanan Panjang Teh Di Indonesia

Di indonesia, teh memiliki sejarah panjang yang merupakan warisan dari jaman penjajahan belanda. Teh mulai masuk ke indonesia pada tahun 1686 dibawa oleh Andreas Cleyer, seorang pegawai VOC berkebangsaan jerman. Si Mr. Andres ini ternyata seorang pemerhati tumbuh-tumbuhan, seorang dokter dan juga pengajar. Si Mr. Andreas membawa biji teh asal jepang ke pulau jawa dan kemudian menanamnya sebagai tanaman hias di jekardaaaaah (maksud ane jakarta mpok). Teh sendiri baru mendapat perhatian pada tahun 1728 dengan mendatangkan biji teh secara besar-besaran dari cina. Namun usaha ini kurang berhasil. Pada thn 1824 Dr. Van Siebold (ahli bedah tentara hindia belanda) mengenalkan usaha pembudidayaan teh dengan bibit asal jepang. Teh masuk ke dalam koleksi tanaman kebun raya bogor pada tahun 1826. Sedangkan usaha perkebunan teh pertama sekali di indonesia di pelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson (xixixixi…sumppeee ngetiknya susah byangets) pada thn 1828 dan kemudian menjadi komoditas yang menguntungkan bagi pemerintahan belanda. Pada era gubernur Van Den Bosch teh harus ditanam rakyat melalui politik ‘Tanam Paksa’ (“culture stelsel”) yang dimulai tahun 1830.


Pada tahun 1832 teh di tanam di daerah bandung dan berlanjut ke daerah-daerah lainnya (jawa barat, jawa tengah dan jawa timur). Tahun 1843 Jacobson menulis buku “pedoman teknik budidaya dan pengolahan teh”, sedangkan Robert fortune berhasil mengembangkan proses pengolahan teh hitam dan teh hijau.

Pada tahun 1877 teh jenis assam didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun gambung jawa barat (tempat gw pelatihan itu….tempatnya sih bagus, dingin tapi kalau malaaaam sereeeeeem banget, amit2 deh…..eit lanjuuuut ya). Pada tahun 1875 dibuka kebun teh rakyat di sinagar dan parakan. A.B.B. Crone yang dikenal sebagai bapak teh membagi-bagikan biji teh secara cuma-cuma kepada rakyat di cicurug dan cibadak.

Seiring dengan masuknya teh assam berangsur-angsur teh cina tersingkir. Dan sejak itu pula perkebunan teh di indonesia berkembang. Akhir tahun 1928 dikenal sebagai awal dari industri teh indonesia. Akan tetapi pada masa penjajahan jepang antara 1942-1945 banyak areal tanaman teh yang dikonversi menjadi tanaman pangan, dan banyak juga yang terlantar dan akhirnya punah (jiah bahasanya lebay pisan euy).

Kira-kira begitulah sejarah perjalanan teh di indonesia dan hingga sekarang teh masih menjadi primadona.

*********************************************

Lanjuuuuuut mengenai dongeng teh kali ini adalah klasifikasi teh berdasarkan pongolahannya. (silakan tidur bagi yang gak minat…hahahahahaaa).

Teh Yang Menembus Batas

Daun teh ( Camellia sinensis (L.) O.Kuntze ) sendiri terdiri atas 2 varietas, Yaitu:
Camellia sinensis varietas sinensis dan  Camellia sinensis varietas Assamica, Terus bedanya apa dong??????? yuk coba baca deh bedanya…..

Teh varietas sinensis merupakan daun teh yang banyak di tanam dan dikembangkan di jepang dan cina, daun teh ini memiliki daun yang berukuran lebih kecil, mengandung polyphenol lebih sedikit dan aktivitas enzym polyphenol yang juga rendah. Varietas sinensis ini pada awalnya banyak diolah menjadi teh hijau.

Teh Varietas Assamica banyak di tanam dan di kembangkan di indonesia dan india. Daun tehnya lebih lebar, mengandung polyphenol lebih banyak dengan aktivitas enzym polyphenol yang juga lebih tinggi.

Perbedaan kandungan polyphenol ini menyebabkan perbedaan yang kentara juga antara Sinensis dan Assamica dari segi taste. Sinensis memiliki karakter taste yang sedikit sepat, sweet dan creamy (terkadang terdetect fishy taste dan fishy aroma). Sedangkan assamica memiliki karakter sepat dan cenderung bitter, karena itu teh ini cocok diolah menjadi black tea (teh hitam), proses fermentasi akan mengurai polyphenol kompleks menjadi theaflavin dan therubigin, degradasi chlorophyll dan terbentuknya senyawa-senyawa pembentuk aroma dan rasa dari lipid, amino acid, carotenoids dan terpenoids. Proses ini lah yang kemudian menyebabkan teh hitam memiliki karakter sepat yang sedikit lbh rendah dan memiliki kekuatan rasa (strenght dan briskness).

Sebenarnya teh sendiri memiliki banyak variasi berdasarkan cara pengolahannya, antara lain:

Teh hitam: teh yang proses pengolahannya paling maksimal (mengalami fermentasi atau oksidasi enzimatis) dengan rasa yang kaya dan kuat.

Teh Hijau: teh yang tidak mengalami tidak atau hanya sedikit mengalami oksidasi enzimatis. Di jepang sendiri dikenal berbagai macam jenis teh hijau, antara lain: Sencha, Gyokuro, Matcha, Kabusecha, Bancha, Genmaicha, Hojicha, Kamairicha, ureshinacha, Aoyagicha, Sencha ariake, dan tamaryokucha.

Teh Oolong: dikenal dengan nama teh wulong atau teh wu-long. Kata oolong sendiri berarti naga hitam (Black Dragon), teh ini merupakan teh yang mengalami semi oksidasi.

Teh Putih (White tea): merupakan teh dari bahan baku pucuk peko yang tidak mengalami oksidasi sama sekali pada proses pengolahannya.

Selain teh-teh di atas, dipasaran banyak ditemui juga istilah-istilah teh lain seperti:

Pu-erh tea: teh ini masuk dalam kategori post-fermented tea, yaitu: teh yang mengalami proses penuaan (aging) di udara terbuka selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Pu-erh sendiri kemudian diklasifikasikan berdasarkan tahun dan wilayah dihasilkannya (udah kayak wine aja deh).

Teh Kuning: jenis teh ini hampir sama dengan teh hijau tapi fase pengeringannya lebih lama, dimana daun teh lembab dibiarkan menjadi kuning. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan aroma Grassy dari teh hijau. Tau grassy kan?enggak ya?Jadi aroma grassy itu merupakan istilah untuk aroma green dan manis dari daun segar yang dipatah-patahkan.

Teh Kukicha: atau winter tea, dibuat dari ranting atau daun teh yang di pangkas dari tanaman teh pada waktu musim dorman dan kemudian di panggang kering (dry-roasted).

Flavored tea: teh ini tidak hanya mengandung Camellis Sinensis tapi dicampurkan dengan buah, bunga atau rempah pada saat pengolahannya. Yang termasuk kategori teh ini adalah: Earl Grey tea, Chai Tea, Vietnamese Lotus tea, Chinese Osmanthus tea, Rose Congou, Chrysanthemum Pu-erh dan teh melati yang di indonesia dikenal juga dengan teh wangi.

*********************************************

Untuk sesi ini sekian dulu pembahasan tentang teh, dikesempatan lain (kalo lagi gak maleeees) gw akan mengurai satu persatu dengan detail ttg teh-teh diatas (klo lagi gak maleeeeees).

imtiazhawan.wordpress.com

No comments:

Post a Comment